Kamis, 29 Oktober 2009

Perbadingan Sistem Kedokteran Islam & Barat

Kedokteran Barat
-Fragmentasi
-Kurang mengindahkan prinsip keseimbangan
-Menekankan orientasi “Penyakit”
-Pandangan negatif terhadap timbulnya “Penyakit”
-Hanya mengandalkan pengobatan medis
-Hanya menekankan kuantitas hidup,bukan kualitas hidup
-Pengotakan / fragmentasi : Bagian-Bagian, Preklinik – Paraklinik – Klinik, dan Spesialisasi / subspesialisasi
-Dokter tahu banyak (mendalam) tentang hal yang sedikit
-Pelayanan pasien juga fragmentasi, tidak secara holistik sebagai satu pasien yang utuh

-Tiap Departemen (Bagian) mengajar sendiri-sendiri
-Ada tahap Preklinik - Klinik
-Dokter spesialis mengajar mahasiswa materi yang terlalu spesialis
- Dokter yang baru lulus tidak bisa menangani pasien sendiri sebelum jadi dokter spesialis

-Cerminan dari cara pandang dunia secara umum akibat sekulerisme
-Agama dipisahkan dari kegiatan hidup sehari-hari
-Agama dipisahkan dari Ilmu Pengetahuan
-Aspek tubuh dipisahkan dari aspek jiwa
-Tubuh dipisahkan dari pikiran
-Dalam praktek kedokteran dipisahkan “Science” dan “Art”
-Tiap penyakit ditangani secara tersendiri

-Tidak bisa memahami konsep “total health”, “total disease” dan “total human”
-Yang dianggap sakit bukan individu secara utuh tapi organnya atau jaringannya

Untuk mengatasi :
-Program inter-departemental, inter-disiplin
-Integrasi ilmu2 Preklinik – Klinik (Integrasi vertikal)
-Integrasi interdisiplin (integrasi horisontal)
-Pembelajaran berdasarkan sistem organ
- Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)

Integrasi menimbulkan masalah :
-Integrasi yang tak terkontrol menyebabkan Hipertrofi Kurikulum
-Tiap bidang ilmu (Bagian) memaksakan materinya dalam suatu sistem
-Beberapa disiplin ilmu sudah antri mau integrasi
-Seharusnya integrasi diarahkan oleh visi atau paradigma yang jelas
-Islam memiliki paradigma ini : Tauhid

WANITA

Ketika TUHAN menciptakan wanita, Dia lembur pada hari ke-enam.

Malikat datang dan bertanya, “Mengapa begitu lama, TUHAN?”

TUHAN menjawab :

“sudahkan engkau lihat semua detil yang saya buat untuk menciptakan mereka?”

“ 2 tangan ini harus bisa dibersihkan, tetapi bahannya bukan dari pelastik. Setidaknya terdiri dari 200 bagian yang bisa digerakan dan berfungsi baik untuk segala jenis makan. Mampu menjaga banyak anak saat yang bersamaan. Punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan… , dan semua dilakukan cukup dengan dua tangan ini “

malikat itu takjub.

“Hanya dengan dua tangan?….impossible!”

dan itu model standard?!

“sudahlah TUHAN, cukup dulu untuk hari ini, besok kita lanjutkan lagi untuk menyempurnakannya”.

“Oh.. SAYA akan menyelesaikan ciptaan ini, karena ini adalah ciptaan faforit SAYA”.

“O yah… Dia juga akan mampu menyembuhkan dirinya sendiri, dan bisa bekerja 18 jam sehari”.

Malaikat mendekati dan mengamati bentuk wanita ciptaan TUHAN itu.

“Tapi ENGKAU membuatnya lembut TUHAN ?”

“Yah.. SAYA membuat lembut. Tapi ENGKAU belum bisa membayangkan kekuatan yang SAYA berikan agar mereka dapat mengatasi banyak hal yang luar biasa.”

“Dia bisa berpikir?”, Tanya malaikat.

TUHAN MENJAWAB:

“Tidak hanya berpikir, dan manpuh bernegoisasi.”

Malikat itu menyentuh dagunya…..

“TUHAN, ENGKAU buat ciptaan ini lelah & rapuh! Seolah terlalu banyak beban baginya.”

“Itu bukan lelah atau rapuh…..itu air mata”, koreksi TUHAN

“Untuk apa?”,Tanya malakat

TUHAN melanjutkan :

“Air mata adalah salah satu cara dia mengekspressikan kegembiraan, kegaluan cinta, kesepian, penderitaan dan kebahagiaan

“Luar bisa, ENGKAU jenius TUHAN” kata malaikat.

“ENGKAU memikirkan segala sesuatunya, wanita ciptaanMU ini akan menakjubkan!”

ya mestii…!

Wanita ini akan mempunyai kekuatan mempesona laki-laki. Dia dapat mengatasi beban bahkan melebihi laki-laki.

Dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri.

Dia mampu tersenyum bahkan saat hatinya menjerit.

Mampu menyanyi saat menangis, menagis saat terharu, bahkan tertawa saat ketakutan.

Dia berkorban demi orang yang dicintainya. Mampu berdiri melawan ketudakadilan. Dia tidak menolak kala melihat yang lebih baik.

Dia menerjunkan dirinya untuk keluaganya. Dia membawa temannya yang sakit untuk berobat.

Cintanya tanpa syarat.

Dia menagis saat melihat anaknya adalah pemenang.

Dia girang dan bersorak saat melihat kawannya tertawa .

Dia begituh bahagia saat mendengar kelahiran.

Hatinya begitu sedih mendengar berita sakit dan kematian.

Tetapi dia selalu punya kekuatan untuk mengatasi hidup.

Dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka.

Hanya ada satu hal yang kurang dari wanita :

Dia lupa betapa berhargannya dia…

Rimbas


Rabu, 07 Oktober 2009

Mukjizat Adzan


Adzan adalah media luar biasa untuk mengumandangkan tauhid terhadap Maha yang Maha Kuasa dan risalah (kenabian) Nabi Muhammad saw. Adzan juga merupakan panggilan shalat kepada umat Islam, yang terus bergema di seluruh dunia lima kali setiap hari.


Betapa mengagumkan suara adzan itu, dan bagi umat Islam di seluruh dunia, adzan merupakan sebuah fakta yang telah mapan. Indonesia misalnya, sebagai sebuah negara terdiri dari ribuan pulau dan dengan penduduk muslim terbesar di dunia.

Begitu fajar fajar menyingsing di sisi timur Sulawesi, di sekitar 5:30 waktu setempat, maka adzan subuh mulai dikumandangkan. Ribuan Muadzin di kawasan timur Indonesia mulai mengumandangkan tauhid kepada yang Maha Kuasa, dan risalah Muhammad saw. Proses itu terus berlangsung dan bergerak ke arah barat kepulauan Indonesia. Perbedaan waktu antara timur dan barat pulau-pulau di Indonesia adalah satu jam.


Oleh karena itu, satu jam setelah adzan selesai di Sulawesi, maka adzan segera bergema di Jakarta, disusul pula sumatra. Dan adzan belum berakhir di Indonesia, maka ia sudah dimulai di Malaysia. Burma adalah di baris berikutnya, dan dalam waktu beberapa jam dari Jakarta, maka adzan mencapai Dacca, ibukota Bangladesh. Dan begitu adzan berakhir di Bangladesh, maka ia ia telah dikumandangkan di barat India, dari Kalkuta ke Srinagar. Kemudian terus menuju Bombay dan seluruh kawasan India.

Srinagar dan Sialkot (sebuah kota di Pakistan utara) memiliki waktu adzan yang sama. Perbedaan waktu antara Sialkot, Kota, Karachi dan Gowadar (kota di Baluchistan, sebuah provinsi di Pakistan) adalah empat puluh menit, dan dalam waktu ini, (Dawn) adzan Fajar telah terdengar di Pakistan. Sebelum berakhir di sana, ia telah dimulai di Afghanistan dan Muscat. Perbedaan waktu antara Muscat dan Baghdad adalah satu jam. Adzan kembali terdengar selama satu jam di wilayah Hijaz al-Muqaddas (Makkah dan Madinah), Yaman, Uni Emirat Arab, Kuwait dan Irak.

Perbedaan waktu antara Bagdad dan Iskandariyah di Mesir adalah satu jam. Adzan terus bergema di Siria, Mesir, Somalia dan Sudan selama jam tersebut. Iskandariyah dan Istanbul terletak di bujur geografis yang sama. Perbedaan waktu antara timur dan barat Turki adalah satu setengah jam, dan pada saat ini seruan shalat dikumandangkan.

Iskandariyah dan Tripoli (ibukota Libya) terletak di lokasi waktu yang sama. Proses panggilan Adzan sehingga terus berlangsung melalui seluruh kawasan Afrika. Oleh karena itu, kumandang keesaan Allah dan kenabian Muhammad saw yang dimulai dari bagian timur pulau Indonesia itu tiba di pantai timur Samudera Atlantik setelah sembilan setengah jam.

Sebelum Adzan mencapai pantai Atlantik, kumandang adzan Zhuhur telah dimulai di kawasan timur Indonesia, dan sebelum mencapai Dacca, adzan Ashar telah dimulai. Dan begitu adzan mencapai Jakarta setelah kira-kira satu setengah jam kemudian, maka waktu Maghrib menyusul. Dan tidak lama setelah waktu Maghrib mencapai Sumatera, maka waktu adzan Isya telah dimulai di Sulawesi! Bila Muadzin di Indonesia mengumandangkan adzan Fajar, maka muadzin di Afrika mengumandangkan adzan untuk Isya.

Jika kita merenungkan fenomena ini dengan serius dan seksama, maka kita menyimpulkan fakta yang luar biasa, yaitu: Setiap saat ribuan muadzin —jika bukan ratusan ribu— di seluruh dunia mengumandangkan keesaan Allah yang Maha Kuasa dan kenabian Nabi Muhammad saw di muka bumi ini! Insya’allah, adzan (panggilan universal) lima kali sehari ini akan terus berlangsung sampai hari kiamat, Amin.

Di dalam kitab Mazmur 149: 1-9 disebutkan,

(1) Haleluya! Nyanyikanlah bagi Tuhan nyanyian baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh.

(2) Biarlah Israel bersukacita atas Yang menjadikannya, biarlah bani Sion bersorak-sorak atas raja mereka!

(3) Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tari-tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi!

(4) Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan.

(5) Biarlah orang-orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur mereka!

(6) Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, dan pedang bermata dua di tangan mereka,

(7) untuk melakukan pembalasan terhadap bangsa-bangsa, penyiksaan-penyiksaan terhadap suku-suku bangsa,

(8) untuk membelenggu raja-raja mereka dengan rantai, dan orang-orang mereka yang mulia dengan tali-tali besi,

(9) untuk melaksanakan terhadap mereka hukuman seperti yang tertulis. Itulah semarak bagi semua orang yang dikasihi-Nya. Haleluya!

Dengan membaca nubuwat ini secara seksama, maka kita mendapat kesan bahwa Nabi yang dijanjikan dan digambarkan sebagai raja itu adalah Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya. Allah berfirman di dalam al-Qur’an:

‘(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.’ (Ali Imran: 191)

Perluasan wilayah Islam dengan pedang ‘bermata dua’ sebagaimana disebut dalam nubuat di atas, dimulai dari penaklukan Makkah pada masa Nabi Muhammad (SAW), lalu disusul dengan jatuhnya Syria, Byzantine, Persia, Mesir, Konstantinopel, dan banyak negara lainnya, dimana kekuasaan dan kejayaan pada waktu itu ada di tangan para pengikut Muhammad SAW itu, bukan merupakan sejarah yang asing. Sementara Yahudi dan Kristen tidak dapat mengklaim sebagai pemilik nubuat tersebut, terutama mengenai Isa al-Masih.